Teruntuk Bulan di Kisah yang lalu



Hidup ada kelokan, tanjakan dan turunan.. ntah setajam apa itu. Jangan pedulikan itu semua. Berjalanlah maka kau sendiri akan menemukan arah tujuannya.
Keputusan yang diambil selalu ada resiko ntah bahagia, menyedihkan atau bahkan mengecewakan. Itu semua tergantung bagaimana menyikapinya.. 

MATAHARI .. 
itulah sebutan dari si Bulan. kita berputar bersama. sama-sama menyinari dan mengiasi langit. tapi kita tak pernah bisa sama-sama menyinari bumi. Jika pun bertemu malah menciptakan gerhana.
Begitu juga kau dan aku. kita sama-sama sayang namun hati yang bertentangan. Mungkin Tuhan menghendaki itu.

Perjumpaan
Setelah 8 bulan tak berjumpa. Sang Bulan merencanakan pertemuannya pada si Matahari.. Tentu saja tak mudah karena seminggu sebelumnya selalu saja terhambat untuk bertemu. Karena si matahari memang sedang begitu aktif bersinar seperti di pesta merah dan lainnya.
Kini pertemuan itu terasa hambar.. tak banyak lagi kata yang harus disampaikan. sandaran dimasa lalu sudah tak terjadi. tak ada lagi sang matahari menunggu sang bulan pulang ke ratapannya. begitulah karena sang bulan sudah begitu asing.

Alurnya kini telah berbeda
Begitulah ucapnya.. karena kini Bulan menemukan bintang kejoranya dan si matahari telah menemukan si langit birunya. Kisah yang lalu begitu besar mengubah alurnya. Dulu yang begitu akrab namun kini asing.Hubungan tanpa nama dan pertemuan tanpa tujuan yang alurnya diatur Tuhan itu katamu. 
Begitulah ku tak pernah tau banyak.. aku tak pernah banyak berharap.. kalo pun bersama pastinya kau akan lebih banyak menceritakan kisah orang lain atau kisah yang lalu. aku jujur saja aku bisa terima cerita masa lalumu tapi aku bukanlah sekotak televisi. yang hanya berkomunikasi satu arah, dan hanya menayangkan tayangan yang telah diatur oleh statsiun TV.

Aku bukanlah LEGO yang ketika tidak dibutuhkan susunannya diacak-acak. tapi ketika dibutuhkan kau rangkai agar menjadi indah. Seperti halnya tahap pertemanan. Ketika ada satu ganjalan, kau begitu mudah menghilangkannya dari daftar pertemanan. 
Sebelumnya aku mengibarat kau seperti kabut.
Kalo pun ingin menghilang.. hilang saja selamanya. Tak usah muncul kembali.. seperti kabut yang tak menyisakan apa-apa.
Hal yang aku inginkan adalah kau bagai embun.
Kalo pun menghilang. masih meninggalkan butiran embun yang membasahi dedaunan.

Tapi kini kau bukanlah kabut dan juga bukanlah embun. 
Kini kau adalah kau. aku adalah aku. yang tak pernah bertemu. kau ASING bagiku.

Selamat tinggal Bulan..

Dari sang matahari
@Dfeerdi

sumber gambar : nameberry

2 komentar:

  1. kenapa postingannya pada bikin galau sih -___-
    oke fix gue showeran malem ini -__-

    ReplyDelete

 

BANNER

Topik Lain

Lamaran Pekerjaan Kekinian

Mungkin saking desperate kalo udah lulus sekolah / udah wisuda ternyata kamu ga kunjung juga dapat kerjaan... Mungkin ada yang salah d...

Timeline